Soal WikiLeaks, Australia Bergeming

Soal WikiLeaks, Australia Bergeming

Selasa, 26 Oktober 2010 | 15:52 WIB

AFP
Nicolas Kayser-Bril (R), Aurlien Fache (C), and Pierre Romera from the French media OWNI pose in their office on October 23, 2010 in Paris. Following the WikiLeaks revelations regarding the unauthorised release of 400,000 classified US military documents on the war in Iraq, French media OWNI, earlier this year created an Afghan War Logs application to detail and organize the reports.
SYDNEY, KOMPAS.com - Australia, pada Selasa (26/10/2010) mengatakan penyiaran ribuan dokumen rahasia oleh WikiLeaks pada Juli tidak memberikan dampak besar dalam operasinya di Afganistan seperti juga penyiaran terbaru mengenai perang di Irak.
   
Pejabat pertahanan Australia menginvestigasi sebagian 77.000 dokumen militer AS yang berhubungan dengan konflik berkepanjangan di Afganistan setelah dokumen-dokumen itu disiarkan secara kontroversial oleh laman internet WikiLeaks tiga bulan lalu. "Investigasi menemukan bahwa dokumen yang bocor tidak menghasilkan dampak merugikan yang signifikan untuk kepentingan nasional Australia," demikian pernyataan Angkatan Bersenjata Australia.
   
"Bagian operasional bidang pertahanan telah mengonfirmasi bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengurangi resiko keamanan sudah dijalankan," sebut pernyataan itu tanpa menjelaskan lebih lanjut tindakan apa yang sudah diambil.
   

Pernyataan tersebut menemukan bahwa dokumen yang bocor terutama mengenai aktivitas di tingkat rendah seperti patroli, keterlibatan masyarakat, dan aktivitas operasional rutin.
   
Sedangkan banyak laporan yang dipublikasi oleh WikiLeaks tentang aktivitas non-rutin karena berbahaya untuk publik, kebanyakan juga sudah dipublikasikan pihak militer bahkan dengan lebih terperinci, sebut pernyataan itu. "Peninjauan ulang menyimpulkan bahwa tidak ada kejelasan sumber sesungguhnya sumber data dan sudah ada langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko akibat hal ini," tambahnya.
   
Pejabat Australia saat ini tengah memeriksa 400.000 laporan WikiLeaks terkait perang Irak dan London telah memperingatkan hal itu dapat membahayakan kehidupan tentara koalisi dan warga sipil Irak.
   
Australia mengatakan investigasi atas dokumen Irak yang melaporkan peristiwa selama 2004-2009 memerlukan waktu karena jumlah dan kerumitan materi tersebut.
   
Pendiri WikiLeaks Julian Assange adalah warga negara Austalia dan membela publikasinya itu dengan mengatakan dokumen tersebut memang menyingkapkan kebenaran mengenai konflik.
   
Mantan perdana menteri konservatif John Howard, pendukung setia mantan presiden AS George W. Bush, mengkomitmenkan keterlibatan tentara Australia dalam perang di Afghanistan dan Irak pasca serangan 11 September 2001.
   
Australia menarik pasukannya dari Irak pada pertengahan 2009 namun masih menyisakan 1.550 tentara untuk memerangi pemberontak di Afganistan.

Keyboard Laptop

Keyboard Laptop
menyediakan keyboard laptop
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. DIMASKOMPUTER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger